Perjuangan ASI Untuk Ifa Berlanjut..
Ternyata luar biasa yaaa seorang Ibu. Cuti melahirkan bukan berarti seorang ibu bersantai dan berlibur, dan sepertinya cuti melahirkan selama tiga bulan itu kurang, perlu ditambah hahaha. Selama cuti melahirkan jadwal tidur maksimal yang bisa aku dapat hanya sekitar 4 jam. Dan herannya badanku sepertinya cepat beradaptasi, lelah sudah pasti tetapi aku merasa masih ada tenaga untuk mengusu Ifa entah dapat asupan tenaga darimana.
Pulang ke rumah, ASI menjadi mulai menjadi masalah. Ifa yang terus menangis didikte lapar oleh para ibu ibu senior. Terkadang aku juga ikut menangis saat Ifa menangis. Belum lagi rasa perih di kedua putingku berubah menjadi daging yang mengelupas dan berdarah. Aktifitas pompa ASI aku jalanin sembari meringis merasakan luka yang belum kering akhirnya terbuka kembali, butuh tarikan nafas yang begitu panjang saat aku harus menyusui Ifa. Suatu saat aku sempat menjerit tertahan melihat darah yang cukup banyak ada dileher dan baju Ifa saat Ifa selesai menyusui. Aku kira Ifa terluka dan ternyata darah itu berasal dari putingku (rasanya luar biasa).
Di hari kesepuluh, hasil pompa ASI dengan pompa manual hanya berkisar 30ml. Dan akhirnya dengan berat hati Ifa sempat merasakan susu formula, karena aku sudah terlalu putus asa dan khawatir Ifa kekurangan asupan. Di tengah rasa putus asa aku akhirnya banyak bertanya kepada teman-teman yang sudah menjadi ibu sebelum aku.
Seminggu berlalu, saatnya kontrol jahitan dan sekaligus imunisasi Ifa. Alhamdullilah pertumbuhan Ifa normal dan ASI ku dikatakan kurang menurut dokter setelah ia mendengar cerita hasil pompaku. Masih tetap ingin memberi Ifa full ASI selepas kontrol jahitan caesarku, aku berkonsultasi ke klinik laktasi, saat masuk, dokter meminta aku membawa Ifa ke ruangan konsultasi.
Pertama-tama, dokter melihat kondisi putingku. Ternyata puting kiriku tersumbat dan berikutnya ujung jarum bergerak lincah mengikis sumbatan lemak diatas putingku (sebelumnya sudah disemprot bius jadi sakit nyut nyut nya baru berasa setelah efek bius menghilang hahaha). Selesai dengan sumbatan, dokter mencoba melihat aliran ASI dan ternyata ASI mengucur dengan baik. Berikutnya dokter memeriksa kondisi mulut Ifa dan akhirnya dia berkata bahwa Ifa touge tie yaitu suatu kelainan bawaan pada organ mulut yang menyebabkan terbatasnya pergerakan lidah dan mulut. Hal itulah yang menyebabkan Ifa tidak bisa maksimal menyusui dan membuat putingku luka hebat. Lengkap sudah, aku yang bukan penghasil ASI banyak dan sekarang Ifa dinyatakan touge tie. Dokter menyarankan dilakukan insisi, operasi minor untuk mengatasi masalah touge tie ini. Efek touge tie selain sulit menyusui juga akan berdampak pada sulitnya anak belajar berbicara. Aku sudah tidak begitu menyimak penjelasan dokter. Kepalaku hanya menyerap satu, bagaimana anak usia belum satu bulan harus berhadapan dengan pisau, walaupun dokter mengatakan ini hanya operasi minor. Terima kasih dokter. Akhirnya aku pulang dan tidak akan kembali untuk menginsisi. Aku pasti bisa memberikan sebanyak-banyaknya ASI untuk Ifa tidak perduli sejauh apa susahnya!
Sepulang dari dokter aku semakin tidak bisa lepas dari hp, disela-sela Ifa tidur aku menggunakan waktu untuk mencari banyak informasi dan semakin banyak bertanya ke teman-temanku, sampai aku Akhirnya semangatku kembali saat mendapat cerita teman kuliahku mengenai perjuangan ASI nya. ASI sedikit dan touge tie. Aku mencoba tipsnya. Memompa ASI setiap dua jam. Niat untuk memberi Ifa ASI semakin kuat dan mulailah dihari ke 14 aku melakukan ritual mompa ASI setiap 2 jam sekali. Sebelumnya aku sudah dibekali alat pompa baru medela swing oleh pendekar jagoan. Terima kasih, Darl <3.
Pelaksanaan niat ASI pertama kali aku jalankan dengan menyudahi susu formula buat Ifa! Sudah lima hari Ifa merasakan susu formula dengan takaran 60ml/hari. Cukup ya, nak. Saatnya Ifa berjuang bersama bunda! Hari hari ku sejak saat itu penuh dengan motivasi ASI. Hasil pompa setiap 2 jam aku tabung seberapa pun yang aku dapat. Terkadang ritual pompaku tidak ada hasil sama sekali hanya beberapa tetes yang membasahi corong. Satu botol kaca yang berisi 100ml terkadang baru penuh setelah aku memompa sebanyak 5 – 10 kali. Payudara aku pompa bergantian. Jika sebelumnya payudara untuk menyusui adalah yang kanan maka yang nanti yang lebih banyak aku pompa adalah kiri. Dalam 24 jam sehari tidak ada jadwal yang terlewati untuk mempompa bahkan saat malam hari.
Aku juga mencoba cara menyusui Ifa sambil memompa. Hasilnya sedikit lebih banyak. Mungkin karena aku lebih merasa bahagia saat memompa sambil menyusui Ifa. Cara ini sayangnya tidak bisa sering dilakukan apalagi kalau Ifa lagi suka banyak gerak.
Booster ASI? Apa saja yang katanya membuat ASI banyak aku coba. Sayur katu, bayam, jus pare, kacang-kacangan, sup, susu kedelai, maupun suplemen pelancar ASI berbagai merk aku coba akan tetapi tidak semua efektif, sampai akhirnya aku bisa merasakan booster apa saja yang membuat ASI ku banyak.
Capek? Pastinya. Pernah suatu kali karena memompa sambil ketiduran akhirnya hasil pompa tumpah. Belum lagi drama demam karena kurang istirahat. Semua lelah hilang begitu melihat Ifa kenyang menyusu.
Ifa sudah 40 hari, rasa nyeri sudah tidak aku rasakan lagi. Entah karena sudah biasa ya? ASIP mulai ada 6 botol di freezer, sedikit memang tetapi semangat untuk memperbanyak tabungan stock ASIP semakin kuat. Sampai akhirnya di minggu-minggu terakhir masa cuti aku berhasil mengumpulkan 72 botol stock ASIP Ifa. Setelah masuk kerja, pun aku semakin giat memompa. Peralatan pompa selalu menjadi bekal utama ke kantor. Setiap harinya aku memasang target untuk diriku berapa stock ASIP yang harus aku bawa. Semua dijalani dengan keihklasan. Ikhlas jika hasil pompa sedikit, ikhlas jika melihat hasil pompa ibu menyusui lainnya yang melimpah untuk sekali pompa, ikhlas jika aku perlu banyak kali pompa untuk mendapatkan hasil yang mungkin sedikit buat yang lain. Berbahagialah untuk ibu-ibu yang ditakdirkan dengan ASI yang banyak, manfaatkan dan syukuri karena tidak setiap ibu bisa begitu termasuk aku.
Kebahagiaan tak terkira saat menyusui, melihat Ifa semangat menyusu sampai akhirnya dia tersenyum puas atau terlelap tidur.
Ifa sudah fasih menyebut ‘nenen’ (jauh sebelum bisa menyebut kata ‘bunda’), sebuah kata yang luar biasa tidak bisa ditolak dan aku selalu rindu dengan kata Itu. Semua kelelahan karena ASI semua sirna saat Ifa mengucapkan ‘nenen’ sambil tersenyum manis.
Tidak ada yang tidak mungkin, apabila tidak ada kondisi medis setiap ibu dapat menyusui anaknya. Hanya perlu niat dan usaha! Ifa sudah 14 bulan dan aku masih menyusui dan memompa, ASIP Ifa masih terus bertambah dan sekarang sudah lebih dari 200 botol. Aku masih rajin untuk melakukan manajemen ASIP Ifa. Alhamdulillah.
Perjuangan ASI untuk Ifa Part 1
Perjuangan ASI untuk Ifa Part 2