Sudah pasti hal yang menyenangkan melihat pertumbuhan anak yang semakin hari semakin pintar dan lincah. Memasuki usia 18 bulan, Ifa semakin memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar sehingga bukan hal yang aneh saat dia melakukan eksplorasi lingkungan sekitar (baca: rumah), maka dalam sekejap rumah kami akan memiliki tata ruang baru yang bisa dibilang kreatif atau bahasa lainnya super duper ekstra mega premium berantakan.
Kemampuan mendekorasi Ifa sudah dimulai sejak Ifa berusia 11 bulan dan setiap bulan levelnya semakin bertambah sehingga diusianya saat ini level dekorasi dan tata letak Ifa sudah masuk ke level advance, kurang lebih rumah akan menjadi berantakan total hahaha. Mulai dari rak piring, semua isinya berpindah dari rak ke lantai, plus bonus baskom dan teman-teman. Lalu lanjut, mainan Ifa. Selesai dengan mainan, Ifa akan bermain dengan sapu dan pengki dalam ukuran yang sebenarnya.
Melihat rumah berantakan sudah pasti kami, duo pendekar; ayah bunda nya Ifa; sempat stress dan pusing. Jengkel dan kesal? Terkadang tidak bisa dipungkiri jadi kesal juga. Sampai akhirnya tanpa sengaja menemukan satu artikel yang menyatakan bahwa dengan mengacak-acak rumah, anak bisa menjadi cerdas.
Pernyataan yang bikin bingung sekaligus penasaran, maksudnya bagaimana ya? Jadi dijelaskan dalam artikel tersebut kurang lebih seperti ini “bahwa anak-anak yang cenderung berantakan saat bermain lebih baik dalam mempelajari nama benda. Informasi dari suatu benda yang diacak-acak atau dilempar membuat anak lebih diingat sebab mereka melakukan tindakan itu sambil mencatat informasi di pikirannya”. Pengertian mengacak atau melempar harusnya dalam kondisi wajar yaa.
Setelah membaca artikel tersebut, pola pikir kami sebagai orang tua saat melihat rumah berantakan karena hasil bermain Ifa jadi berubah total. Tidak terlalu menuntut rumah ideal itu berarti rapi. Berantakan berarti Ifa belajar mengenal benda disekitarnya, merasakan sensasi benda-benda saat ia sentuh dan otomatis menambah perbendaharaan kamus pribadinya.
Kami sebagai orangtuanya sepakat tidak melarang Ifa bermain. Namun, ada beberapa benda yang sama sekali tidak boleh menjadi mainan Ifa. Kategori pertama, benda-benda yang berindikasi membahayakan dirinya sendiri, semisal benda-benda tajam; pisau, gunting atau benda lain yang terkoneksi dengan aliran listrik dan lainnya. Kategori kedua, benda-benda yang berindikasi membahayakan Ifa dan menyebabkan kerugian diluar rencana untuk duo pendekar semisal laptop, handphone hahahaha. Awalnya sulit untuk mencegah Ifa bermain benda-benda yang termasuk dalam kedua kategori itu. Tidak semua benda-benda tersebut dapat disembunyikan agar tidak terlihat olehnya. Apabila sudah terlanjur benda-benda tersebut dilihat dan dipegang Ifa, salah satu cara yang kita lakukan adalah memintanya baik-baik melalui komunikasi sampai dia memberikannya bukan direbut dengan paksa. Sampai saat ini cara ini masih ampuh, dan uniknya balita itu cerdas yaa, mereka sepertinya mengerti maksud yang ingin kita sampaikan.
Alhasil, kosakata Ifa untuk anak usia 18 bulan semakin kaya, Ifa cepat menerima informasi, lebih cepat mengerti permintaan atau larangan lawan bicaranya. Satu hal yang sempat membuat kaget, Ifa sudah bisa merapikan beberapa barang kembali ketempatnya setelah ia selesai bermain dengan kesadaran sendiri tanpa diminta (walau belum sempurna).
Melihat perkembangan anak yang luar biasa, rumah berantakan menjadi tidak masalah karena dalam berantakan itu anak belajar. Hayooo Ifa mau main-main apalagi? Silahkan.. nanti bunda minta sama ayah buat cari ART hahahaha..